Pangeranku

Pertengahan bulan Agustus kemaren merupakan hari dimana perjuangan antara hidup dan mati dipertaruhkan lagi. Hari Rabu, 12 Agustus kemaren pas pulang belanja, tiba-tiba perut aku sakit banget, rasanya seperti kontraksi mau persalinan. Padahal waktu itu belum waktunya persalinan. Dokter mengatakan HPL-ku pertengahan September. Mungkin karena beberapa hari sebelumnya aku sibuk banget, karena harus jualan mi dan rewang dirumah saudara-saudara yang mau nikahan. Jadi persalinanku lebih cepat dari rencana dan perkiraan awal kehamilan. Sore itu aku langsung kontrol ke dokter yang biasanya q periksa. Dan ternyata dokter Samsu hanya bilang disuruh tunggu September dan aku hanya dikasih obat pereda nyeri. Setelah aku tebus obatnya aku pulang kerumah namun masih dalam keadaan kadang sakit perut.
Akhirnya besoknya aku pindah dokter, aku minta periksa ke dokter Edison. Sesampainya disana aku tidak menunggu nomer antrian lagi karena aku sakit perut banget. Setelah diperiksa oleh dokter Edison, ternyata sudah ada pembukaan. Aku cerita ke dokter Edison bahwa kata dokter Samsu aku ada kistanya dan harus dioperasi sekalian diangkat kistanya. Namun setelah di USG oleh dokter Edison, dia bilang bahwa dia tidak menemukan kista, bisa jadi ketutupan janin atau memang tidak ada. Aku jafi bingung, kenapa bisa tidak sama? Padahal sama-sama d USG.. akhirnya aku diperbolehkan pulang juga malam itu..
Selama dirumah, sakit perutku lebih sering dati kemaren-kemarennya. Kemudian sekitar pukul 2 siang, ketika aku tiduran dengan putriku yang pertama, seperti ada yang keluar dari k*******-ku. Setelah aku berdiri, ternyata keluarlah darah banyak banget jatuh ke lantai. Aku minta tolong putriku untuk memanggil ibuku yang pada saat itu sedang rewang di rumah tetangga. Setelah ibuku datrng, kita langsung siap-siap pergi ke dokter Edison lagi dengan membawa perlengkapan persalinan. Selama di dokter Edison, darahku makin banyak yang keluar, aku bolak balik ganti p*******. Sekitar pukul 6 lebih 15 menit sore, dokter Edison memberiku obat perangsang. Mulai saat itulah rasa sakit dan mules di perutku semakin menjadi-jadi. Sampai sekitar pukul 10 malem, masih saja buka 2 terus. Akhirnya aku minta operasi karena lama sekali nunggu pembukaan. Kemudian aku langsung bayar administrasi disana dan langsung dirujuk ke RS. Wijaya Kusuma. Disana, aku masuk ruang IGD dan langsung ditangani oleh beberapa perawat disana. Mulai dari dipasang selang dari bawah sampai ganti baju operasi. Setelah semua selesai, kita masih nunggu dokter Edison datang karena dia masih ngoperasi di RS. Haryoto. Lama banget aku nungguin di ruang IGD sambil menahan kontraksi sambil ditungguin oleh ibuku. Setelah itu, aku dibawa masuk ke ruang operasi karena dokter Edisonnya sudah datang. Namun tetap saja masih menunggu giliran karena di RS. Wijaya Kusuma juga banyak yang mau di operasi. Selama menunggu giliran, aku berjuang sendirian menahan kontraksi yang semakin aku tahan semakin ingin keluar bayiku. Ibu dan keluargaku yang lain menunggu di luar ruang operasi. Setelah lama menunggu, akhirnya aku tidak kuat lagi menahan kontraksinya, akhirnya aku mengejan, suster disebelahku memintaku menahan untuk tidak mengejan, namun aku sudah tidak kuat lagi. Akhirnya setelah dua kali aku mengejan, bayiku keluar dan langsung menangis. Setelah keluar lega akhirnya walau setelah itu aku masih menahan sakit lagi kare a hatus dijahit. Tapi alhamdulillah, aku tidak jadi operasi karena bayiku sepertinya sudah tidak sabar ingin segera melihat dunia.. 😊

Welcome to the world my boy 😘

Comments

Popular Posts